Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus kekerasan. Seorang santri di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terbaring koma usai diduga dianiaya oleh enam seniornya. Peristiwa nahas ini menimbulkan keprihatinan mendalam dan menuntut penanganan serius dari berbagai pihak.

Kronologi Kejadian yang Memilukan

Korban, seorang santri berinisial MFA (15), diduga dianiaya oleh enam seniornya pada Selasa (31/12/2024) malam. Berdasarkan keterangan keluarga, penganiayaan terjadi di pondok pesantren tempat MFA menimba ilmu.

Kejadian bermula ketika MFA ditegur oleh salah satu seniornya karena dianggap melanggar peraturan pondok. Teguran tersebut berujung pada penganiayaan yang dilakukan secara brutal oleh enam senior MFA.

Akibat penganiayaan tersebut, MFA mengalami luka serius di bagian kepala dan harus dilarikan ke rumah sakit. Hingga saat ini, MFA masih terbaring koma dan menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

Keluarga Menuntut Keadilan

Keluarga MFA yang terkejut dan berduka menuntut keadilan atas peristiwa yang menimpa anak mereka. Mereka melaporkan kasus penganiayaan ini ke Polresta Banyuwangi dan berharap para pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Kami ingin keadilan untuk anak kami. Kami percayakan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diproses sesegera mungkin,” ujar ayah MFA.

Polisi Bergerak Cepat

Polresta Banyuwangi bergerak cepat menanggapi laporan keluarga korban. Polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di pondok pesantren dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk pengurus pondok dan beberapa santri.

“Kami sudah mengamankan enam orang terduga pelaku dan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kronologi kejadian dan motif penganiayaan,” ujar Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Agus Sobarnapraja.

Kasus Kekerasan di Lembaga Pendidikan

Kasus penganiayaan santri di Banyuwangi ini kembali mengingatkan kita akan masih maraknya kasus kekerasan di lembaga pendidikan. Kekerasan di lingkungan pendidikan dapat berupa kekerasan fisik, psikologis, maupun seksual. Kekerasan ini dapat menimbulkan trauma mendalam bagi korban dan menghambat proses belajar mereka.

Peran Penting Lembaga Pendidikan dan Orang Tua

Lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Membuat aturan yang jelas dan tegas mengenai larangan kekerasan.
  • Menyediakan saluran pengaduan bagi korban kekerasan.
  • Melakukan pebinaan karakter dan moral bagi siswa atau santri.
  • Bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat dalam mencegah kekerasan.

Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anak agar tidak melakukan kekerasan dan mengajarkan anak untuk berani melaporkan jika menjadi korban atau saksi kekerasan.

Kasus penganiayaan santri di Banyuwangi ini menuntut penanganan serius dari semua pihak. Kita semua berharap agar peristiwa ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di lembaga pendidikan. Semoga korban dapat segera pulih dan mendapatkan keadilan, serta kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.